Hak Suara Itu Penting, Meskipun Pilihannya Tidak Ada yang Sempurna
Hari ini Rabu, 27 November 2024, alhamdulillah cuaca pagi terlihat cerah dengan sedikit mendung. Saya, istri, dan anak nomor dua kami (si kecil yang penuh semangat) berangkat ke TPS. Waktu menunjukkan sekitar pukul 08:15 ketika kami sampai di lokasi. TPS-nya tidak jauh, tapi tetap saja harus memastikan semuanya siap, termasuk membawa undangan pemilih dan kartu identitas. Kalau lupa, ya... repot juga! 😅 Kebetulan saya dan istri tercatat di TPS-2 di Dusun 3 Desa Harapan Kec. Pondok Kelapa Kab. Bengkulu Tengah.
Begitu sampai di TPS, suasana TPS alhamdulillah tidak terlalu ramai. Saya langsung menyerahkan undangan kepada petugas. Antrian juga tidak panjang, jadi tidak perlu lama menunggu. Setelah beberapa menit menunggu akhirnya dapat panggilan juga untuk menuju ke Bilik Suara dengan 2 lembar kertas suara untuk Pemilihan Bupati Bengkulu Tengah dan Gubernur Bengkulu.
Calon Bupati dan Wakil Bupati Bengkulu Tengah
Tertera di kertas suara, untuk calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bengkulu Tengah, pilihan ada tiga pasangan yaitu:
- Rachmat Riyanto - Tarmizi
- Evi Susanti - Rico Zaryan
- Sri Budiman - Septi Periyadi
Setiap pasangan tentu punya kelebihan masing-masing (dan pasti kekurangan juga 🌶). Saya sudah membaca dan mendengar berbagai pandangan tentang mereka. Tapi jujur saja, tak ada yang benar-benar "wow" di hati saya. Namun, saya tetap harus memilih yang terbaik diantara pasangan calon yang ada.
Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bengkulu
Nah, untuk calon Gubernur dan Wakil Gubernur provinsi Bengkulu, ada pasangan Helmi Hasan - Mian dan pasangan Rohidin Mersyah - Meriani. Pasangan Rohidin Mersyah - Meriani (Romer) ini sangat terkenal bahkan semakin terkenal setelah mendekati waktu pemungutan suara. Helmi Hasan dan Mian pun tak kalah terkenal, karena mereka semua pernah menjabat sebagai kepala daerah di Bengkulu.
Sama seperti calon Bupati, Walau tidak sepenuhnya sesuai dengan harapan, saya mencoba memilih berdasarkan mana yang saya rasa paling mendekati kebutuhan saya dan Bengkulu (versi saya).
Momen di Bilik Suara
Ketika dipanggil ke bilik suara, rasanya agak canggung. Sebentar saja, tapi deg-degan, kayak mau ujian. Kalau salah coblos, bisa malu seumur hidup. 😂 Nah, yang lucunya saya dan istri memang tidak ada diskusi dari rumah tentang siapa yang akan dipilih, dan karena bilik suara kami berdampingan istripun nanya milih siapa? hehe ada-ada saja.... Setelah selesai, saya melipat kertas suara rapi-rapi (jangan sampai ketahuan pilihan kita!), lalu masukkan ke kotak suara dengan percaya diri, mau dibantuin petugas, tapi saya gak mau... ☕.
Keluar dari bilik, petugas tinta siap dengan senjata andalannya. Jari kelingking kiri saya pun resmi dicelupkan sebagai tanda "sudah ikut andil." Dan sampai sekarang anak saya takut melihat kelingking kiri saya..
Kenapa Harus Memilih?
Mungkin ada yang berpikir, "Ngapain milih kalau nggak ada yang ideal?" Buat saya, memilih itu lebih dari sekadar mencoblos. Ini adalah tanggung jawab kita sebagai warga negara. Dengan memilih, kita menunjukkan bahwa kita peduli dan berharap perubahan ke arah yang lebih baik.
Seperti kata pepatah, Tidak ada manusia yang sempurna. Begitu juga dengan calon pemimpin. Tapi daripada mengeluh tanpa tindakan, lebih baik kita mengambil bagian, kan? Setidaknya, nanti kalau ada yang mengeluh tentang hasil pilkada, saya bisa dengan bangga bilang, "Saya sudah memilih. Lha kamu?"
Pilkada kali ini mungkin tidak membuat saya terlalu antusias, tapi saya tetap hadir. Saya memilih untuk masa depan Bengkulu dan Bengkulu Tengah, meski pilihan saya sederhana. Siapa pun yang menang nanti, semoga mereka amanah dan bekerja keras untuk kebaikan masyarakat.
Bagaimana dengan kalian? Jangan lupa, satu suara kalian juga penting untuk masa depan daerah kita! 😉
Posting Komentar untuk "Hak Suara Itu Penting, Meskipun Pilihannya Tidak Ada yang Sempurna"
Posting Komentar